Home

Diposting pada

COP28

Konferensi Para Pihak Ke-28 (COP28) menjadi momen penting bagi dunia untuk merefleksikan dan mempercepat langkah-langkah kolektif dalam mengatasi krisis perubahan iklim, yang diselenggarakan pada tahun 2024 di Dubai, Uni Emirat Arab, membawa fokus baru terhadap isu transisi energi di tengah realitas kebutuhan energi global yang terus meningkat. Dengan kehadiran pemimpin dunia, ilmuwan, aktivis, dan perwakilan industri, menjadi platform strategis untuk menciptakan solusi yang mengintegrasikan keberlanjutan lingkungan dengan kebutuhan pembangunan ekonomi.

Tantangan Utama yang Dihadapi di COP28

  1. Peningkatan Emisi Gas Rumah Kaca
    Meskipun banyak negara telah berkomitmen untuk menurunkan emisi melalui Perjanjian Paris, kenyataannya emisi global masih berada pada tingkat yang mengkhawatirkan. COP28 menyoroti perlunya tindakan lebih ambisius untuk memastikan bahwa target menjaga kenaikan suhu global di bawah 1,5 derajat Celsius dapat tercapai.

  2. Ketergantungan pada Energi Fosil
    Uni Emirat Arab, sebagai tuan rumah COP28, adalah salah satu eksportir minyak terbesar di dunia. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana negara-negara produsen energi fosil dapat berkontribusi secara signifikan terhadap transisi energi tanpa mengorbankan stabilitas ekonomi mereka.

  3. Teknologi dan Inovasi Energi
    Teknologi energi bersih seperti hidrogen hijau, baterai berkapasitas tinggi, dan energi terbarukan terus berkembang, tetapi adopsi globalnya masih terhambat oleh biaya tinggi dan keterbatasan infrastruktur.



Fokus Utama 

  1. Global Stocktake (Evaluasi Global)
    Salah satu agenda utama COP28 adalah evaluasi global terhadap kemajuan pelaksanaan Perjanjian Paris. Evaluasi ini akan memberikan gambaran sejauh mana dunia telah berhasil mencapai target pengurangan emisi, sekaligus mengidentifikasi kesenjangan yang harus diatasi.

  2. Percepatan Transisi Energi
    COP28 menekankan pentingnya meningkatkan investasi dalam energi terbarukan dan menghentikan subsidi untuk bahan bakar fosil. 

  3. Adaptasi dan Resiliensi
    COP28 menggarisbawahi perlunya penguatan kapasitas adaptasi, terutama di kawasan yang rentan terhadap bencana seperti banjir, kekeringan, dan kenaikan permukaan laut.

Peluang dan Harapan

  1. Kolaborasi Global
    COP28 menjadi ajang untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor. Kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil diperlukan untuk menciptakan solusi inovatif yang dapat diterapkan secara luas.

  2. Perubahan Paradigma Ekonomi
    COP28 juga mengusulkan perlunya pergeseran paradigma ekonomi global menuju ekonomi rendah karbon yang inklusif, dengan memprioritaskan keberlanjutan sebagai inti dari pertumbuhan.

Kritik dan Tantangan Internal

COP28 tidak lepas dari kritik, terutama terkait posisi Uni Emirat Arab sebagai salah satu penghasil emisi utama melalui produksi minyak. Beberapa pihak mempertanyakan komitmen sejati tuan rumah terhadap agenda keberlanjutan. Namun, hal ini juga dipandang sebagai kesempatan bagi negara-negara produsen energi untuk menunjukkan bahwa mereka dapat menjadi bagian dari solusi, bukan hanya penyebab masalah.